.........
Perjalanan Ichigo masih terus berlanjutnya. Setelah mendapatkan Reiatsu yang baru di Istana Babi Tidur, kini bersama dengan Renji dan Kon, shinigami berambut orange ini pergi ke istana selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh Kirio sebelumnya, kali ini mereka akan menghadapai seorang shinigami pencipta zanpakutou.
Cara mereka pergi ke istana selanjutnya masih, sama. Entah, sepertinya yang dikatakan oleh Kazou dan Kazuhirou benar, tak ada cara lain untuk mencapai istana yang lain selain dilontarkan begitu saja. Untunglah mereka --Ichigo dan Renji-- bisa belajar dari pengalaman. Kali ini Kon kembali mereka gunakan sebagai pijakan saat tubuhnya akan terhantam ke lantai istana yang baru mereka tapaki itu. Walau begitu, sebagai boneka tubuhnya --Kon-- tentu saja tak mendapat masalah. Mungkin, hanya sekedar sakit, sedikit.
"Tuan!!" Suara dalam kegelapan menggema. Tempat yang tepisah dari ichigo dan Renji menapak. Namun, masih sangat jelas suara keras itu adalah milik seorang wanita. "Kurosaki Ichigo dan Abarai Renji sudah sampai di Rakubutai!!" Lanjutnya memberi informasi.
"Baiklah." Sebuah sapaan ringan menyapa dari dalam ruangan. Bangkit dari duduknya, hendak beranjak, keluar dari ruangan gelap itu.
Di luar, masih di atas menara pendaratan. Ichigo dan Renji terlhat kebingungan. Matanya sama sekali tak menangkap sosok lain yang berada di sana. "Apa tak ada orang di sini?" Akhirnya mulutnya bicara.
"Kelihatannya begitu." Ucap Renji mengiyakan.
"Hei!! Bisa-bisanya kalian terus-terusan memakaiku sebagai bantalan dan tidak bilang apa-apa!!" Protes Kon setelah tubuhnya kembali ke bentuk semula.
"Siapa suruh ikutan ke sini." Jawab Ichigo.
""Ikutan ke sini"?! Aku sudah bilang aku mau tinggal di surga tadi!! Kalian yang menyeretku..."
Namun, sesuatu tiba-tiba menarik perhatian mereka. Sebuah sorot lampu yang begitu terang mengarah pada mereka. Kemudian menara tempat mereka mendarat tiba-tiba dipenuhi oleh cahaya gemerlap bagai sorot silau di atas panggung.
"Para tamu! Silakan duduk!!" Sebuah suara begitu keras terdengar di depat mereka. Hanya suara biasa sebenarnya, bila saja dia tak menggunakan microphone di depan mulutnya.
"Suara apa ini?!" Tanya Ichigo pada Renji yang bahkan tak menjawabnya.
"Kalian mengangkat kepala terlalu tinggi!! Dengan kata lain..." Suara itu kembali terdengar. "Kepala kalian... So High--!!" Seorang pria tiba-tiba melompat di depan Ichigo dan Renji. Kacamata hitam dan rambut afro-nya seolah menjadi ciri khasnya. egitu Nyentrik bila dipadukan dengan bajunya yang cukup aneh. Iya, bisa dikatakan seperti itu.
"I am number one zanpakutou creator, Ohetsu Nimaiya!!" Dia berbicara dengan bahasa asing --bahasa Inggris-- dengan cukup fasih, siapa sangka. "Nice to meet ya!" Ichigo dan renji tak bisa berkata apa-apa. Hanya terdiam tak percaya dengan tingkah seorang pencipta zanpakutou yang ada di depannya.
"Zanpakutou.... Love it!!!" Kembali berteriak dengan begitu semangat. Membuat sebuah pintu di depan ichigo dan Renji terbuka. Keduanya kembai di kejutkan, oh tidak. Ketiganya kembali dikejutkan --kali ini Kon harus masuk perhitungan--, puluhan perempuan --seksi-- telah memenuhi ruangan tersebut. Senyuman menyambut mereka bertiga. Renji dan ichigo masih terdiam. Namun, berbeda dengan Kon, seolah dia telah melupakan surga sebelumnya.
"Selamat dataaaang!!!"
"Kyaaaaah!!!"
"Manisnya!!!"
"Lihat otot mereka!! Seksi!"
"Yang mana Ichigo-kun?!"
"Duh, jelas yang rambut oranye!"
"Yang rambut merah pasti Renji-kun!!"
"Senang bertemu kaliaaan!"
"Ap... Apa-apaan ini..." Ucap Renji dengan mulut yang tergugup.
"Jangan lengah... Aku yakin ternyata mereka sebenarnya laki-laki, atau semacam itu lah..." Ichigo menimpal.
"SURGA!! SURGAAAAAA!!" Kali ini Kon benar-benar bahagia. "Inilah surga yang sebenarnya!!!"
"Berisik!" Bentak ichigo pada Kon.
"Kurosaki-chan, Abarai-chan! Dan boneka misterius-chan! Kalian senang welcome party-nya?!" Ucapan Nimaiya memotong kebingungan mereka. "Biar kuperkenalkan diriku! Akulah Ohetsu Nimaiya, pemilik Hououden ini!!"
"Nice to meet ya!!!" Teriaknya sambil menghampiri Ichigo, menggerak-gerakkan tangan Ichigo dengan pose yang sangat memalukan.
"Astaga... Renji... Gantikan aku, aku tak bisa mengikuti orang ini..." Keluh Ichigo tak kuat.
"Enak saja! Apalagi aku!"
"Hmmm... Aneh... Kalian tak menikmati ya..." Ucapan Nimaiya terdengar begitu lemah. "Mau pulang saja?"
Ichigo dan Renjin langsung terkaget. "Gimana ini? Masa kita harus pulang sudah jauh begini..." Bisiknya pada Renji.
"Kurasa dia tak serius..."
"Mana tau? Bisa saja serius, dia aneh..."
"Oke!" Akhirnya Ichigo memberanikan diri untuk bicara. "Kami tak mau pulang!! Senang bertemu dengan anda!!" Kedua membungkuk memberi hormat pada sang zerobantai.
"Noonoonooonooon!!!" Ucap Nimaiya menolak. Lalu, dia kembali melakukan pose dengan kepala berada di bawah dan kakinya terbuka agak lebar. "Kalian gak bilang dengan sopan!Gaya resmi istana Houou adalah begini, lalu begini! dan Senang bertemu anda!!"
"Pose apaan itu...?!" Bentak Ichigo.
Namun, Renji sepertinya lebih mengerti keadaan mereka. " Santai, Ichigo!! Kita harus coba!!"
"Sialan!!" Kemudian mereka berdua melakukan apa yang baru saja dilakukan oleh Nimaiya. "Senang bertemu anda!!"
"Nice Pose!!" Teriak Nimaiya kegirangan. "Lihat ini, honey-chan!!" Ucapnya pada perempuan-perempuan yang sedari tadi memperhatikan mereka. Dan, gerombolan perempuan itupun kembali ramai.
"Aduh lucunya!!"
"Mirip pisang!"
"Lucuuuu!"
"Gyahaha!"
Tapi, sebuah tendangan mendarat di kepala Nimaiya. "Mau sampai kapan begini terus?!?"
"Kenapa kamu, Mera-chan?!" Ucap Nimaiya seolah tidak terjadi apa-apa, sepertinya dia sudah sering mendapatkan pukulan dan tendangan seperti itu.
"Tak akan mulai kalau dengan tuan. Ikut denganku!" Ucap Mera dengan nada serius.
Akhirnya mereka pergi ke tempat lain, agak berbeda dengan tempat yang tadi, sangat berbeda. Kali ini hanya ada sebuah gubuk reot di depan mereka, cukup kecil dan terlihat begitu bobrok untuk ukuran tempat tinggal.
"Ini istana houou yang sebenarnya! Tuan membuat tempat konyol tadi karena tak mau tinggal di sini!!" Ucap Mera, akhirnya memberikan penjelasan.
"Ayo masuk!"perempuan itu kembali memberi perintah.
"TIDAAAAAAAAK. Aku tak mau tempat menyedihkan ini!! Aku mau yang tadi!!!" Teriak Kon sambil dipegang oleh Nimaiya.
" Kau juga pikir begitu??? Kau paham perasaanku, boneka misterius??" Ucap Nimaiya satu paham.
Namun, ichigo dan Renji tetap melangkah masuk. Tapi, tiba-tiba mereka terjatuh ke jurang yang cukup dalam. Mereka tak bisa melihat siapapun, hanya gelap. Dan Nimaiya telah berdiri di atas mereka, dengan senyumnya yang mulai serius.
" Yep yeeep, Kurosaki-chan, Abarai-chan. Kalian sadar? Sampai sekarang, kalian belum bertemu seorang shinigami pun, kecuali aku."
Ichigo dan Renji hanya saling pandang, masih tidak mengerti dengan ucapan sang Royal Guard.
"Para honey-chan tadi... semuanya adalah zanpakutou." Lanjutnya dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya.
"Zanpakutou?" Ichigo dan Renji kali ini memasang wajah tak percaya.
"Uuuuh. Aneeeh. Benar-benar aneh. Katanya kalian shinigami, tapi tak bisa tahu kalau mereka zanpakutou? gawat. Kalian tak mencintai zanpakutou, makanya kalian tak bisa membedakan, ya 'kan?" Kali ini TensaZangetsu dan Zabimaru telah berada dalam genggaam tangan Nimaiya, Ichigo dan Renji masih memasang wajah tak percaya. Yah, memang hanya itu yang bisa mereka lakukan.
"Sejak kapan...?!" Gerutu mereka hampir bersamaan.
Lalu, seolah tak menghiraupak mereka berdua. Nimaiya dengan begitu mudahnya menghancurkan dua zanpakutou itu hingga menjadi kepingan-kepingan tak berguna.
"Olala. Zanpakutou yang tak dicintai gampang dihancurkan ya. Kemarahan para zanpakutou ada di sekitar kaliaaaan. Kalau kalian bisa keluar hidup-hidup nanti kubuatkan yang baru."
"Apa?!" Tiba-tiba di sekeliling mereka terasa ada banyak mata yang menatap tajam ke arah mereka.
"Kukatakan sekali lagi. I am number one zanpakutou creator. Ten, nine, eight, seven, six, five.
And in the end three~ Akulah Ohetsu Nimaiya! Pedangku bukan buat orang lemah."
"Brengsek..." Bentak Ichigo pada akhirnya.
"Selamat bersenang-senaaang~"
Untuk versi manga B.Indonesia nya belum keluar..maaf ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar